Tapak dara adalah perdu tahunan yang berasal dari Madagaskar,
namun telah menyebar ke berbagai daerah tropika lainnya.
Nama ilmiahnya Catharanthus
roseus (L.) Don. Di Indonesia tumbuhan hias pekarangan ini dikenal dengan bermacam-macam nama, seperti disebut sindapor (Sulawesi), kembang tembaga (bahasa Sunda),
dan kembang tapak dårå (bahasa Jawa).
OrangMalaysia mengenalnya
pula sebagai kemunting cina, pokok rumput jalang, pokok kembang sari cina, atau pokok ros pantai. Di Filipina ia
dikenal sebagai tsitsirika,
di Vietnam sebagai hoa hai dang, di Cina dikenal sebagai chang
chun hua, diInggris sebagai rose periwinkle, dan di Belanda sebagai soldaten bloem. Adapun klasifikasinya yaitu :
Catharathus roseus
Tapak Dara
Tapak Dara (Catharanthus
roseus) banyak dipelihara sebagai tanaman hias. Di Inggris tapak dara dikenal
dengan sebutan Perwinkle dan di China orang menyebutnya
dengan Chang Cun Hua. Tapak dara sering dibedakan menurut jenis bunganya,
yaitu putih dan merah. Tumbuhan semak tegak yang dapat mencapai ketinggian
batang mencapai 100 cm ini sebenarnya merupakan tumbuhan liar yang biasa tumbuh
subur dipadang atau pedesaan beriklim tropis.
Ciri-ciri
tumbuhan ini pada umumnya memiliki batang yang berbentuk bulat dengan diameter
berukuran kecil, berkayu, beruas dan bercabang serta berambut. Daunnya
berbentuk bulat telur, berwarna hijau dan diklasifikasikan berdaun tunggal.
Bunganya yang indah tampak menyerupai terompet dengan permukaan yang berbulu
halus. Tapak dara juga memiliki rumah biji yang berbentuk silindris menggantung
pada batang.
Tapak
dara tidak membutuhkan perawatan khusus, begitu tumbuh, tanaman tapak dara akan
berbunga serta memperbanyak sendiri dengan tanaman baru melalui biji-bijian
yang tersebar ketika tertiup angin.
Banyak orang menanam
pohon tapak dara ini di pekarangan rumahnya karena bentuk bunganya yang cantik
dan unik, tapi tidak banyak yang tahu bahwa tanaman ini
tidak hanya memiliki tampilan yang cantik tetapi daunnya juga kaya akan banyak
manfaat. Secara kimia tanaman tapak dara memiliki 70
macam alkaloid yang terdapat pada akar, batang, daun dan bijinya,
termasuk bi-indole alkaloid. Selain itu tapak dara juga mengandung
alkaloid anti kanker dan alkaloid penurun gula darah.
Tapak dara (Catharanthus
roseus) banyak dipelihara sebagai tanaman hias. Tapak dara sering dibedakan
menurut jenis bunganya, yaitu putih dan merah. Tumbuhan semak tegak yang dapat
mencapai ketinggian batang sampai 100 cm ini, sebenarnya merupakan tumbuhan
liar yang biasa tumbuh subur di padang atau dipedesaan beriklim tropis.
Ciri-ciri tumbuhan Tapak
dara
: memiliki batang yang berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil,
berkayu, beruas dan bercabang serta berambut. Daunnya berbentuk bulat telur,
berwarna hijau dan diklasifikasikan berdaun tunggal. Bunganya yang indah
menyerupai terompet dengan permukaan berbulu halus. Setiap kuntum bunga
memiliki 5 kelopak. Tapak
dara
juga memiliki rumah biji yang berbentuk silindris menggantung pada batang.
Penyebaran tumbuhan ini melalui biji.
Tapak
dara yang masih keluarga kamboja ini diduga berasal dari Amerika Tengah
dan India. Sumber lain menyebutkan tapak dara berasal
dari Madagascar, karena itu masyarakat Eropa memberinya julukan Madagascar
Periwinkle.
Tapak dara (Catharanthus roseus) merupakan
tanaman herba/semak yang tegak, hidup lama, tinggi 0,2-0,8 m dan mengandung
getah. Batangnya mengandung getah berwarna putih susu, berbentuk bulat
dengan diameterberukuran
kecil, berkayu, beruas, bercabang, dan berambut sangat lebat. Daun bersusun
berhadapan, bertangkai pendek, memanjang bulat telur dengan pangkal serupa baji
dan ujung tumpul panjang 2 – 6 cm, lebar 1 – 3 cm, dan tangkai daunnya sangat
pendek. Bunganya muncul
dari ketiak daun. Kelopak bunga kecil, berbentuk paku. Mahkota bunga berbentuk
terompet, dan ujungnya melebar. Tepi bunga datar, terdiri dari taju bunga
berbentuk bulat telur, dan ujungnya runcing menutup ke kiri. berbunga sepanjang
tahun, berbentuk tubular, panjang 1,5-4 cm, lebar 5 cm memiliki 5
mahkota kecil. Bunga berwarna violet,
merah rosa, putih (var. albus), putih
dengan bintik merah (var. ocellatus),
ungu, kuning pucat. Buahnya berbentuk silindris, ujung lancip, berbulu, panjang
sekitar dengan panjang folikel 1-4 cm hijau danberbiji banyak
tanpa rambut gombak. Bijinya mempunyai panjang 1-2 mm berbentuk persegi
panjang, hitam, kotiledon datar, endosperm kecil. Panjang akar
dapat mencapai 70 cm.
Adapun
bagian-bagiannya yang lebih spesifik yaitu :
Habitus :
Merupakan tumbuhan perdu dengan ketinggian 1 meter
Akar :
Memiliki sisterm perakaran serabut (radix adventicia) berwarna kecoklatan.
Batang :
Batang berbentuk bulat (teres) bagian pangkalny berkayu. Permukaan
batang rata (laevis), arah tumbuh batang condong (ascendens),
pola percabangan simpodial.
Daun :
Merupa daun tunggal terdiri atas tankai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina). Panjang daun sekitar 2-6 cm dan lebar 1-3 cm , bangun daunnya
jorong (ovalis), ujung daun runcing (acutus), pangkal daun
meruncing (acuminatus), tepi daun rata (integer), tulang daun
menyirp (penninervis), duduk daun berhadapan (folia decusata).
Permukaan daun mengkilap dan berambut.
Bunga :
Termasuk bung majemuk bisexualis .terdapat perhiasan bunga
berupa corolla 5 petal lepas berwarna merah
muda tau putih,calyx terdiri dari 5 sepal lepas,
dengan simetris bunga actinomorph. Alat kelamin terdiri dari stamen terdapat
5 buah dan letak anthera doorsifix. Pistillum berjumlah 1 buah
letak ovarium superum memiliki 2 loculus, 2 carpellum, letakovulum
axilaris.
Buah :
Termasuk buah bumbung berisis banyak buah berwarna hitam.
Hampir semua bagian tanaman tapak dara bermanfaat untuk
kesehatan. Daunnya mengandung senyawa alkoloid yaitu vinkristin dan vinblastin.
Kedua senyawa ini bersifat antineocristine yang ampuh melawan sel kanker. Bagian
tanaman lain seperti bunga, buah dan batang mengandung alkoloida catharantine
yang dikenal sebagai anti kanker. Alkoloida catharantine mengandung zat yang
sama dengan plasma sel kanker, jika dikonsumsi, sel kanker dalam tubuh akan
menyerapnya. Hasilnya, inti sel kanker akan terdesak dan menghilang.
Penelitian yang dilakukan tim Ely Lilly dari Universitas Western, Ontaria, menyatakan tanaman tapak dara bisa digunakan sebagai pencegah dan pembasmi sel kanker. Selain mengatasi kanker, senyawa leurisine dan vindoline yang dikandung tapak dara dapat digunakan sebagai pengganti insulin bagi penderita diabetes. Sedangkan zat aktif vinblastine dan vincristine dipercaya mampu menjinakkan leukemia, pembengkakan limpa, kanker payudara dan tumor ganas.
Penelitian yang dilakukan tim Ely Lilly dari Universitas Western, Ontaria, menyatakan tanaman tapak dara bisa digunakan sebagai pencegah dan pembasmi sel kanker. Selain mengatasi kanker, senyawa leurisine dan vindoline yang dikandung tapak dara dapat digunakan sebagai pengganti insulin bagi penderita diabetes. Sedangkan zat aktif vinblastine dan vincristine dipercaya mampu menjinakkan leukemia, pembengkakan limpa, kanker payudara dan tumor ganas.
1. Diabetes
mellitus (sakit gula/kencing manis)
Bahan:
10 - 16 lembar daun tapakdara
Cara
membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.
Cara menggunakan: setelah dingin diminum, diulangi sampai sembuh.
Bahan:
35 - 45 gram daun tapakdara kering, adas pulawaras Cara membuat: bahan tersebut
direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Cara
menggunakan: setelah dingin diminum, diulangi sampai sembuh.
Bahan: 3
lembar daun tapakdara, 15 kuntum bunga tapakdara Cara membuat: direbus dengan 4
gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1,5 gelas Cara menggunakan: diminum
pagi dan sore setelah makan.
2.
Hipertensi (tekanan darah
tinggi)
Bahan:
15 - 20 gram daun tapakdara kering, 10 gram bunga krisan Cara membuat: direbus
dengan 2,5 gelas air sampai mendidih dan disaring. Cara menggunakan: diminum
tiap sore. Bahan: 7 lembar daun atau bunga tapakdara Cara membuat: diseduh
dengan 1 gelas air dan dibiarkan beberapa saat dan disaring .Cara menggunakan:
diminum menjelang tidur.
3. Leukimia
Bahan:
20-25 gram daun tapakdara kering, adas pulawaras. Cara membuat: direbus dengan
1 liter air dan disaring. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan
sore. Asma dan bronkhitis Bahan: 1 potong bonggol akar tapakdara Cara membuat:
direbus dengan 5 gelas air. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan
sore.
4.
Demam
Bahan: 1
genggam (12 -20 gram) daun tapakdara, 3 potong batang dan akar tapakdara Cara
membuat: direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1,5 gelas.
Cara menggunakan: diminum pagi dan sore ditambah gula kelapa.
5.
Radang Perut dan disentri
Bahan:
15 - 30 gram daun tapakdara kering Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih.
Cara menggunakan:
diminum pagi dan sore dan ditambah dengan gula kelapa.
6.
Kurang darah
Bahan: 4
putik bunga tapakdara putih. Cara membuat: direndam dengan 1 gelas air,
kemudian ditaruh di luar rumah semalam. Cara menggunakan: diminum pagi hari dan
dilakukan secara teratur.
7.
Tangan gemetar
Bahan: 4
- 7 lembar daun tapakdara Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air panas dan
disaring.
Cara
menggunakan: diminum biasa.
8.
Gondong, bengkak, bisul
dan borok
Bahan: 1
genggam daun tapakdara Cara membuat: ditumbuk halus. Cara menggunakan:
ditempelkan pada luka bakar.
9.
Luka bakar
Bahan:
beberapa daun tapak dara, 0,5 genggam beras. Cara membuat: direndam dengan air,
kemudian ditumbuk bersama-sama sampai halus. Cara menggunakan: ditempelkan pada
luka bakar.
10.
Luka baru
Bahan: 2
- 5 lembar daun tapakdara Cara membuat: dikunyah sampai lembut. Cara
menggunakan: ditempelkan pada luka baru.
11.
Kanker.
Untuk
pengobatan kanker, ambil satu gengam daun tapak dara, campur buah plus kulit
kayu pulasari dan gula merah/Jawa secukupnya. Rebus dengan 3 gelas air. Setelah
air tinggal separuh, angkat. Minum pagi, siang dan malam hari masing-masing 1/2
gelas.
A.
Klasifikasi Tanaman Bandotan
Nama umum
Indonesia:
Bandotan, babandotan (Sunda), badotan, wedusan (Jawa), rumput bulu (Dayak)
Inggris:
maile-hohono, chick weed
Cina:
sheng hong ji
Klasifikasi:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi:
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Ageratum
Spesies: Ageratum conyzoides L.
Deskripsi
:
Ageratum adalah herbal
tahunan yang tumbuh sekitar 60 cm tinggi dan menghasilkan bunga-bunga pink
kecil di bagian atas batang berbulu nya. Di beberapa negara itu dianggap
sebagai gulma yang sulit untuk mengontrol. Ageratum berkisar dari tenggara
Amerika Utara ke Amerika Tengah, tetapi pusat asal di Amerika Tengah dan
Karibia. Ageratum juga ditemukan di beberapa negara di daerah tropis dan
sub-tropis, termasuk Brasil.
Daun : Daun
bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang (composite), helaian daun
bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang
1 - 10 cm, lebar 0,5 - 6 cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan
kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau.
Batang : Batang bulat
berambut panjang, jika menyentuh menyentuh tanah akan mengeluarkan akar.
Bunga : Kecil, berwarna
putih keunguan. Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang
keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6 - 8 mm,
dengan tangkai yang berambut.
Buah : Buahnya berwarna
hitam dan bentuknya kecil.
Tinggi : ±30 - 90 cm
dan bercabang
Untuk
pengembangbiakannya : dapat dilakukan melalui penyebaran biji.
Habitat : Tumbuh
di ketinggian 1 sampai 2100 meter di permukaan laut. Tumbuh di sawah-sawah,
ladang, semak belukar, halaman kebun, tepi jalan, tanggul, dan tepi air.
Iklim : habitat :
Tropis dan subtropis
Keterangan tambahan
: Tumbuhan ini merupakan herba menahun, mempunyai daya adaptasi yang tinggi,
sehingga mudah tumbuh di mana-mana dan sering menjadi gulma yang merugikan para
petani.
Fungsi
tumbuhan
Fungsi umum : Ageratum
telah digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional oleh masyarakat di
berbagai belahan dunia. Di India, Ageratum digunakan sebagai bakterisida,
antidisentri dan anti-lithik. Sedangkan di Brazil, perasan/ekstrak tanaman ini
sering dipakai untuk menangani kolik, flu dan demam, diare, rheumatik dan
efektif mengobati luka bakar. Di Indonesia, Ageratum banyak digunakan untuk obat
luka, radang (inflamasi) dan gatal-gatal.
Di Brasil infus
dipersiapkan dengan daun atau seluruh pabrik dan mempekerjakan untuk mengobati
kolik, flu dan demam, diare, rematik, kejang, dan sebagai tonik. Hal ini juga
sangat dianjurkan untuk luka bakar dan luka. Di negara-negara lain di Latin dan
Amerika Selatan tanaman ini banyak digunakan untuk sifat antibakteri untuk
kondisi menular dan infeksi bakteri. Di Afrika, ageratum digunakan untuk
mengobati demam, rematik, sakit kepala, pneumonia, luka, luka bakar dan kolik.
Masyarakat Dayak
Tunjung, menggunakan seduhan akarnya dan daunnya yang diremas-remas kemudian
dibalurkan di sekitar pusar dapat sebagai obat sakit perut. Sedangkan oleh
masyarakat Sunda di Jawa Barat, seluruh bagian tanaman ditumbuk dan dicampur
dengan sedikit kapur sirih dapat sebagai obat luka dan bisul.
Kandungan
Kimia
Ageratum mengandung
senyawa bioaktif termasuk flavonoid, alkaloid, cumarins, minyak esensial,
chromenes, benzofurans, terpenoid dan tanin. Para pabrik kimia utama yang
ditemukan di pabrik meliputi: 6,7-dimethoxy-2 ,2-dimethylchromene,
6-demetoxyageratochromene, 6-vinil-demethoxy-ageratochromene, ageratochromene,
alfa-cubebene, alfa-pinen, alfa-terpinene, beta- caryophyllene, beta-cubebene,
beta-elemene, beta-farnesene, beta-myrcene, beta-pinen, beta-selinene,
beta-sitosterol, cadinene, caryophyllene-oksida, conyzorigin, coumarin,
dotriacontene, endo-borneol, endo-bornyl- asetat, etil-eugenol, etil-vanilin,
farnesol, friedelin, HCN, hexadecenoic-asam, kaempferol, kaempferol-3 ,7-diglucoside,
kaempferol-3-o-rhamnosylglucoside, linoleat-acid, quercetin, quercetin-3, 7 -
diglucoside, dan quercetin-3-o-rhamnosylglucoside.
Kandungan kimia dari
tanaman ini adalah asam amino, organacid, minyak terbang coumarin,
ageratochromene, friedelin, betasitosterol, stigmasterol, potassium chlorida.
Herba Ageratum
conyzoides juga berkhasiat untuk pengobatan demam, malaria, sakit tenggorokan,
radang paru (pneumonia), radang telinga tengah (otitis media), perdarahan,
seperti perdarahan rahim, luka berdarah dan mimisan, diare, disentri mulas
(kolik), muntah, perut kembung, keseleo, pegal linu, mencegah kehamilan, badan
lelah sehabis bekerja berat, produksi air seni sedikit, tumor rahim dan
perawatan rambut.
Bandotan digunakan
sebagai obat-obatan tradisional , diantaranya yaitu :
1. Sakit telinga
tengah akibat radang
·
Bahan yang diperlukan: Herba bandotan segar
secukupnya.
Cara meracik: Bahan tersebut dicuci hingga bersih lalu ditumbuk sampai halus. Setelah dihaluskan, diperas dan disaring. Cara pemakaian: Air perasan tersebut digunakan untuk obat tetes telinga. Lakukan 4 kali sehari sebanyak 2 tetes sampai sembuh.
Cara meracik: Bahan tersebut dicuci hingga bersih lalu ditumbuk sampai halus. Setelah dihaluskan, diperas dan disaring. Cara pemakaian: Air perasan tersebut digunakan untuk obat tetes telinga. Lakukan 4 kali sehari sebanyak 2 tetes sampai sembuh.
2. Luka berdarah,
bisul dan eksim
·
Bahan yang diperlukan: Herba bandotan segar
secukupnya. Cara meracik: Bahan tersebut dicuci hingga bersih
lalu ditumbuk sampai halus. Cara pemakaian:
Tempelkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit, lalu dibalut dengan
perban. Lakukan 3-4 kali sehari untuk mengganti balutan dan dilakukan sampai
sembuh.
3. Bisul dan borok
·
Bahan yang diperlukan: 1 tanaman herba
bandotan segar, sekepal nasi basi dan seujung sendok teh garam.
Cara meracik: Herba
bandotan tersebut dicuci hingga bersih, lalu tambahkan sekepal nasi basi dan
garam kemudian digiling sampai halus. Cara pemakaian: Tempelkan
ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit, lalu dibalut dengan perban.
4. Rematik dan bengkak
karena keseleo
·
Bahan yang diperlukan: 1 genggam daun dan
batang muda herba bandotan segar, satu kepal nasi basi dan ½ sendok teh garam.
Cara meracik: Daun dan
batang bandotan dicuci hingga bersih lalu ditumbuk bersama nasi dan garam.
Buatlah adonan seperti bubur kental.
Cara pemakaian: Tempelkan ramuan tersebut pada bagian sendi yang bengkak lalu dibalut. Biarkan selama 1-2 jam, lalu balutan tersebut dilepaskan. Pengobatan ini dilakukan 2-3 kali sehari sampai sembuh.
Cara pemakaian: Tempelkan ramuan tersebut pada bagian sendi yang bengkak lalu dibalut. Biarkan selama 1-2 jam, lalu balutan tersebut dilepaskan. Pengobatan ini dilakukan 2-3 kali sehari sampai sembuh.
5. Pendarahan rahim,
sariawan, dan bengkak karena memar
·
Bahan yang diperlukan: 10-15 gr herba
bandotan. Cara meracik: Bahan tersebut dicuci hingga
bersih, lalu direbus dalam 2 gelas air sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas.
Setelah dingin, kemudian disaring. Cara pemakaian: Air
saringannya diminum sekaligus dan lakukan 2-3 kali sehari.
6. Tumor rahim
·
Bahan yang diperlukan: 15-30 gr herba bandotan
kering. Cara meracik: Bahan tersebut direbus dalam 3
gelas air sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas.
Cara pemakaian: Air
rebusan diminum setiap hari sebanyak 1 gelas.
7. Sakit tenggorokan
·
Bahan yang diperlukan: 30-60 gr daun bandotan
segar. Cara meracik: Daun bandotan tersebut dicuci
hingga bersih lalu ditumbuk sampai halus. Selanjutnya diperas dan disaring.
Tambahkan larutan gula batu ke dalam air perasan secukupnya dan diaduk sampai
merata. Cara pemakaian: Ramuan tersebut diminum 3 kali
sehari sampai sembuh.
8. Malaria dan
influenza
·
Bahan yang diperlukan: 15-30 herba bandotan
kering. Cara meracik: Bahan tersebut direbus dalam 2
gelas air sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin lalu disaring.
Cara pemakaian: Air
saringannya diminum 2 kali sehari sampai sembuh.
9. Perut kembung, mulas
dan muntah
·
Bahan yang diperlukan: 1 tanaman bandotan
ukuran sedang lalu dipotong-potong seperlunya.
Cara meracik: Bahan
tersebut dicuci hingga bersih, lalu direbus dalam 3 gelas air sampai mendidih
hingga tersisa 1 gelas. Dinginkan dan disaring.
Cara pemakaian: Air
saringannya diminum 2-3 kali sehari dan dilakukan sampai sembuh.
Alvionita,kiky ,
2013. Khasiat
dari tanaman bandotan. http://herbalalamsuper.blogspot.com/2013/10/khasiat-daun-tapak-dara.html,
diakses pada 16
April 2014 pukul 21.30.
, diakses pada 16 April 2014 pukul 21.30.
Anonim, 2013. Khasiat dan
tapak dara bagi kesehatan. http://herbalalamsuper.blogspot.com/2013/10/khasiat-daun-tapak-dara.html,
diakses pada 16
April 2014 pukul 21.30.
Anonim. 2009. Khasiat obat herbal dengan menggunakan tapak dara.
http://khasiat-obatherbal.blogspot.com/2009/04/sehat-dengan-tapak-dara.html, diakses pada 16 April 2014 pukul 21.45.
Anonim. 2011. Tanaman bandotan. http://floranegeriku.blogspot.com/2011/06/bandotan-ageratum-conyzoides-l.html, diakses pada 18 April 2014 pukul 22.00.
Dwi , ferry.
2012. Deskripsi
tanaman tapak dara. http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com/2012/08/deskripsi-catharanthus-roseus-atau.html,
diakses pada 16 April 2014 pukul 22.23.
Nanda.
2013. Morfologi
dan klasifikasi tanaman tapak dara. http://nandagokilz1.wordpress.com/2013/02/04/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-tapak-dara-catharanthus-roseus/.
diakses pada 16
April 2014 pukul 22.50.
Categories:
HERBADREAM SOLO : 085702118190
BalasHapusBagi rekan semua yang membutuhkan bahan baku herbal atau jamu dalam bentuk fresh/segar/basah, kering/simplisia, dan bubuk/powder untuk keperluan eksport/export, industry/manufaktur, dagang grosir ataupun ecer, salon kecantikan, klinik kesehatan, spa, apotek dan pharmachy/farmasi, penelitian kampus/universitas ataupun perusahaan meliputi bahan : Adas, akar alang-alang, akar pasak bumi, akar purwoceng, akar wangi, bandotan/bandhotan/babadotan/wedusan, bengle/bangle, biji kedawung, biji mahoni, brotowali, bunga melati, cabe jawa, ceplikan/alba, ceplukan/ciplukan, daun bidara arab local, daun dewa, daun insulin, daun jati belanda, daun jati cina, daun jeruk purut, daun keji beling ngukilo, daun kelor, daun meniran, daun mimba, daun salam, daun sambungnyawa, daun sirsak, daun tempuyung, daun ungu, jahe emprit, jahe merah, jinten hitam local, kapulaga, kayu bidara laut, kayu legi/akar manis, kayu manis, kayu rapet, kayu secang, kayu sintok madu, kayu wolo, kencur, ketumbar, klabet/kelabet, klembak, kulit delima, kulit manggis, kumis kucing/remujung, kunir putih/kunyit putih, kunir/kunyit, lada hitam, lada putih/merica, lempuyang/puyang, lengkuas/laos, mahkota dewa, manjakani, mengkudu/pace, merica bolong/buah kayu putih, pegagan, pekak/bunga lawang/starseed, pulosari/pulowaras, rasukangin, rosella merah, rosella ungu, sambiloto, sarang semut, sereh, sirih hijau, tapak liman, temu giring, temu ireng/temu hitam, temu kunci/fingerroot, temu mangga, temu putih, temulawak, tribulus, dan widoro upas/bidara upas, dan lain-lain. Kami siap kirim ke seluruh wilayah Indonesia (jawa : Jakarta, bogor, depok, tangerang, bekasi bandung, solo dan lain-lain, sumatera, kalimantan, Sulawesi, Maluku, irian jaya, bali, nusa tenggara barat dan nusa tenggara timur dan wilayah Indonesia lainnya) dan luar negeri. Bisa suplai kontinyu. Bisa menghubungi HERBADREAM yang berlokasi di SOLO dengan nomer 085702118190. Juga menyediakan bibit daun dewa, bibit sambungnyawa, bibit binahong, bibit yacon/yakon/insulin (tithonia diversifola)